GORONTALO - Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo kembali berhasil melahirkan lulusan program Doktoral, yang kedua kalinya dalam bidang ilmu pendidikan. Dialah Dr. Farid Haluti, S.Ag, M.Pd, mahasiswa program Doktoral Ilmu Pendidikan, yang berhasil mengikuti rangkaian ujian terbuka Doktoral, Selasa (22/5), di Ruang Sidang Senat UNG.

Dihadapan pimpinan sidang, Promotor, Dosen penguji internal maupun eksternal, Dr. Farid berhasil mempertahankan Disertasinya yang berjudul pengaruh komitmen berinovasi, iklim kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja terhadap budaya mutu dosen di Universitas Muhammadiyah Luwuk.

Bahkan berdasarkan hasil penilaian para penguji, Dr. Farid yang juga menjabat Rektor Universitas Muhammad Luwuk dinilai sangat layak menyelesaikan sidang senat terbuka promosi Doktor, dan berhak menyandang gelar Doktor Bidang Ilmu Pendidikan dengan Indeks Yudisium 3.75 berpredikat cumlaude.

Pelaksanaan ujian promosi Doktor menjadi sangat spesial dan merupakan torehan sejarah bagi UNG. Ini karena merupakan kali kedua bagi UNG melahirkan lulusan bergelar Doktor khususnya dalam bidang ilmu pendidikan. "Ujian promosi Doktor khususnya bagi Dr. Farid merupakan torehan sejarah membanggakan bagi UNG, karena termasuk orang kedua yang mengikuti promosi Doktor," ungkap Rektor UNG Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd,.

Ujian promosi juga menurut Rektor, merupakan bukti dari eksistensi UNG sebagai perguruan tinggi dalam melahirkan lulusan tingkat pendidikan Doktoral. "Setelah dinyatakan lulus, selamanya akan menjadi corong keilmuan dan penguatan kapasitas akademik bagi UNG, kapan dan dimana pun bertugas dan mengabdi nanti," terangnya.

Direktur Pascasarjana UNG Prof. Dr. Sarson Pomalato, M.Pd, mengakui bahwa kedepannya akan lebih banyak lagi calon lulusan Prodi Doktoral UNG, yang akan mengikuti prosesi sidang terbuka promosi Doktor. "Dalam beberapa waktu mendatang, 4 mahasiswa Prodi Doktoral akan menyusul untuk mengikuti ujian terbuka. Keempat mahasiswa tersebut dari Prodi Ilmu Pendidikan dan Ilmu Administrasi Publik," ujar Prof. Sarson. (wahid)