Gorontalo - Pandemi Covid-19 membuat kita semakin merasakan situasi VUCA yakni volatility (perubahan tidak menentu), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambguitas). Selain VUCA, lahir pula kondisi atau situasi yang disebut BANI yaitu brittle (rapuh), anxious (cemas), non-linier, dan incomprehensible (tidak dapat dipahami).
Rektor Universitas Negeri Gorontalo Dr. Ir. Eduart Wolok, ST., MT. menilai bahwa Kedua akronim tersebut bagi Universitas Negeri Gorontalo adalah polycrisis atau krisis simultan.
Hal ini ia sampaikan melalui Annual Report tahun 2022 yang digelar pada 31 Desember 2022 di Gedung Rektorat UNG.
“Danpaknya adalah krisis keuangan yang berefek pada kondisi ekonomi daerah yang menurun,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, turunan dari krisis yang simultan adalah pendapatan penduduk yang menurun, ketersediaan anggaran pelayanan publik berkurang hingga perubahan yang revolusioner di berbagai lini kehidupan.
“Kita berusaha dengan sekuat tenaga. Dengan ketangguhan kita semua dan didukung oleh masyarakat tentunya sebagai bagian tidak terpisahkan dari UNG, kita bisa melewati proses berat di tahun 2020, 2021, 2022 hingga pada hari ini,” ungkap Eduart.
Pandemi Covid-19 memberikan imbas kepada kondisi ekonomi, dan menyebabkan disrupsi di berbagai macam sektor. UNG dituntut untuk bisa melakukan adaptasi dan respons positif terhadap kondisi polycrisis agar UNG bisa berjalan dengan baik.
“Ini akan menjadi modal penting bagi kita untuk kembali melangkah lebih optimis, berlari lebih kencang, dan melompat lebih tinggi untuk UNG lebih baik kedepan", pungkasnya.
Apel dalam rangkaian peringatan hari lahir UNG
.
Kegiatan UNG bersholawat dilaksanakan pukul 19.15 WITA.
.
Established
In
as STKIP N. Gorontalo
Student
body
from 27 province
Number of
Lecturers
from 85 majors
University
rank
at BLU Category
Keseluruhan
Hari Ini
Kemarin