GORONTALO – Sebagai upaya meningkatkan kompetensi pengelola laboratorium di lingkungan universitas, Perhimpunan Pengelola Laboratorium Pendidikan Indonesia (PPLPI) Lembaga Pendidikan (Lemdik) UNG menggelar workshop, Kamis (11/7).

Wokshop yang diikuti pengelola laboratorium yang tergabung dalam organisasi PPLPI SULUTTENGGO, yang berasal dari tujuh perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kegiatan workshop mengangkat tema meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pengelola laboratorium menunju laboratorium yang berkualitas.

Ketua panitia workshop Nurfaizal Harun menjelaskan pelaksanaan workshop dalam meningkatkan kompetensi pengelola laboratorium, bertujuan menciptakan good laboratory practice salah satunya melalui pengelolaan manajemen laboratorium.

“Yang ingin dicapai melalui workshop ini yaitu meningkatkan kualitas mutu pendidikan perguruan tinggi, melalui peningkatan kualitas SDM dalam memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium,” ujarnya.

Melalui workshop ini kata Nurfaizal, menjadi wadah berbagi informasi, pemahaman dan penafsiran yang sama tentang standar akreditasi laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2017. Sehingga diharapkan salah satu output yang dihasilkan workshop yakni, berupa dokumen awal dalam mempersiapkan akreditasi laboratorium berbasis ISO/IEC 17025.

Rektor UNG Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., saat membuka mengatakan, mendukung penuh kegiatan peningkatan kompetensi pengelola laboratorium melalui workshop semacam ini. Menurutnya peran pengelola laboratorium sangat penting, tidak hanya mendukung proses pembelajaran di laboratorium namun juga mendukung terlaksananya penelitian dosen.

“Selain fungsi akademik, dengan penekanan pada income generate perguruan tinggi maka posisi laboratorium menjadi sangat penting, karena merupakan aset langsung yang dapat langsung diberdayakan,” terang Eduart.

Eduart berharap workshop kali ini dapat benar-benar meningkatkan kapasitas pengelola laboratorium khususnya di UNG, selain itu output yang dihasilkan dari workshop dapat diinformasikan kepada pimpinan terkait. Ini diperlukan agar pimpinan dapat memperoleh informasi penting, untuk mengeluarkan kebijakan strategis dalam memperkuat peran dan fungsi laboratorium maupun pengelolanya. (**)