GORONTALO - Sebagai seorang tenaga pendidik, dosen dituntut untuk memiliki karakter yang baik dan profesional. Karena dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik di lingkungan kampus, mereka juga berperan model, yang dalam artian sebagai teladan bagi peserta didik yang dibimbingnya, baik itu meliputi perkataan, perbuatan maupun tingkah laku.

"Membangun karakter dosen mutlak harus dilakukan. Dengan memiliki karakter yang baik dan profesional, mahasiswa dapat menjadikan dosen sebagai model dan tauladan yang baik untuk diikuti," ungkap Rektor Universitas Negeri Gorontalo Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd, saat memberikan arahan pada kegiatan Pelatihan Character Building dan Pekerti AA yang digagas Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M), Senin (25/4).

Membangun karakter yang baik dan profesional kata Rektor, juga merupakan langkah pencegahan terhadap kecenderungan sikap pragmatis, hedonis dan matrealistis, ketika berada di lingkungan kampus. Bahkan dikhawatirkan perilaku semacam ini, dapat menjangkiti masyarakat di kampus.

"Sikap semacam ini tentunya sangat tidak bagus dalam perkembangan dunia pendidikan, sehingga perlu diantisipasi dengan membangun kualitas karakter dosen," terangnya.

Salah satu unsur penting dalam membangun karakter menurut Rektor, adalah menumbuhkan rasa cinta kepada kampus. Karena dengan memiliki rasa cinta tersebut dengan kondisi Kampus apa adanya, seluruh civitas akan terus termotivasi dalam melakukan yang terbaik untuk kampus dan mahasiswa.

Sebelumnya, Ketua LP3M Prof. Dr. Abdul Karim Masaong menuturkan, pelatihan Character Building dan Pekerti AA merupakan implementasi dalam program revolusi mental di lingkungan UNG. Hal ini penting kata Prof. kadim, agar para dosen dapat memiliki karakter sebagai contoh yang bisa memberikan penguatan dan motivasi kepada mahasiswa. (wahid)