GORONTALO - Pusat Informasi Konseling Mahasiswa (PIK-M) Palebohu Jurusan Bimbingan Konseling terus berupaya melakukan pencegahan merebaknya fenomena Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di kalangan masyarakat Gorontalo khususnya lingkungan Kampus UNG. Hal ini tercermin dari pelaksanaan Seminar Nasional Pemuda dan Fenomena LGBT, Minggu (29/10), di Auditorium UNG.

Diangkatnya topik LGBT dalam bahasan Seminar kata Ketua UKM Palebohu Suparman, berangkat dari keresahan serta kekhawatiran akan penyebaran penyakit LGBT di masyarakat. Apalagi fenomena LGBT tersebut penyebarannya di seluruh lapisan masyarakat khususnya para kaum muda.

"Untuk pencegahannya perlu dilakukan pemberian pemahaman akan LGBT, dengan membedah topik tersebut dari segi perspektif agama, budaya dan psikologi dalam kegiatan seminar," ungkap Suparman.

Pembina UKM PIK-M Palebohu Dra. Tuti Wantu, M.Pd, Kons, mengungkapkan, pemberian pemahaman setiap individu masyarakat khususnya mahasiswa dari bahaya LGBT harus terus dilakukan secara berkesinambungan. Karena hal tersebut merupakan salah satu langkah untuk membentengi dan mencegah, untuk tidak terjerumus dalam perilaku menyimpang LGBT.

"Masyarakat harus kita berikan pencerahan akan bahaya perilaku menyimpang tersebut. Agar mereka bisa tahu cara menyikapi dan menghindarinya," ujarnya.

Banyaknya peserta seminar yang mencapai 1000 peserta kata Tuti menandakan bahwa masih banyak masyarakat yang peduli, dengan pencegahan perilaku menyimpang LGBT di lingkungannya.

"Output yang diharapkan pada seminar ini, agar tidak hanya bisa membentengi dari pengaruh LGBT. Juga dapat menyiarkan pengetahuan tersebut ke lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar," harapnya.

Sementara itu salah satu pemateri seminar Dr. Asniar Khumas, M.Si, menuturkan, perilaku LGBT disebabkan oleh Pengetahuan seks yang menyimpang. Pengetahuan seksual kata Asniar seharusnya dapat diberikan masyarakat sejak dini, khususnya pengetahuan kehidupan seksual yang baik dan tidak menyimpang.

"Pengetahuan seksual yang baik harus kita berikan sejak anak-anak. Sehingga nantinya mereka tidak akan belajar tentang pengetahuan seksual dari sumber-sumber yang tidak akurat, yang berakibat pada orientasi seksual LGBT," jelasnya. (**)