GORONTALO - Fenomena pernikahan diusia yang masih cukup muda menjadi salah satu fenomena yang kerap terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. Di Provinsi Gorontalo sendiri, kegiatan nikah diusia muda juga tergolong sangat tinggi. Berdasarkan data Susenas 2015, sebagai salah satu Provinsi termuda di indonesia mayoritas masyarakat Gorontalo menikah diusia muda pada rentan umur 15-19 tahun.
Fakta tingginya tingkat pernikahan usia muda ini, terungkap dalam Seminar Hasil Penelitian tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda di Gorontalo, Kerjasama Pusat penelitian dan pengembangan keluarga berencana dan keluarga sejahtera Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNG, Kamis (24/11), di Aula Fakultas Ekonomi.
"Presentasi wanita berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin dan umur perkawinan pertama di Prov. Gorontalo menunjukkan bahwa selama 7 tahun terakhir, proporsi wanita yang menikah diusia 16-18 tahun relatif tinggi sekitar 30%," ungkap Ketua Tim Peneliti Dr. Dewi Wahyuni Baderan, S.Pd, M.Si.
Berdasarkan hasil penelitian dengan mengambil sampel di beberapa Kecamatan di Kab. Pohuwato dan Kab. Gorontalo, pernikahan usia muda yang dilakukan para remaja, sebagian besar melakukan pernikahan pada usia yang cukup muda yakni 15-19 tahun.
Cukup tingginya pernikahan usia muda diusia tersebut kata Dr. Dewi, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni tandasnya kualitas pendidikan yang dimiliki masyarakat, faktor agama dan dorongan dari orang tua, serta faktor ekonomi, "Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, faktor nikah di usia muda juga disebabkan hamil sebelum menikah," jelasnya.
Lebih lanjut dijabarkan Dr. Dewi, alasan paling dominan yang mempengaruhi masyarakat khususnya remaja, melakukan pernikahan usia muda dikarenakan keinginan sendiri. Serta didorong oleh rasa takut akan kehilangan pasangannya, dan juga dipicu rendahnya ekonomi orang tua.
"Untuk dikalangan orang tua, alasan menikahkan anaknya diusia muda dikarenakan beberapa hal diantaranya, menikahkan anak meningkatkan rejeki. Dan orang tua akan dikucilkan masyarakat jika anaknya lama menikah," terangnya.
Menurut Dr. Dewi, berdasarkan hasil temuan di lapangan, perlu dilakukan penyusunan model strategik sebagai solusi dalam mengatasi perkawinan diusia muda. Sosialisasi kata Dr. Dewi, perlu terus dilakukan secara terus menerus oleh Pemerintah, terkait dengan permasalahan remaja dan para remaja baik sudah menikah maupun yang belum menikah. Selain itu perlu diadakan penyuluhan kepada anak-anak yang masih duduk di sekolah dan yang putus sekolah, terkait dampak akibat menikah muda. (Wahid)
Apel dalam rangkaian peringatan hari lahir UNG
.
Kegiatan UNG bersholawat dilaksanakan pukul 19.15 WITA.
.
Established
In
as STKIP N. Gorontalo
Student
body
from 27 province
Number of
Lecturers
from 85 majors
University
rank
at BLU Category
Keseluruhan
Hari Ini
Kemarin