GORONTALO – Berpacu dengan mewujudkan akreditasi yang telah ditargetkan Universitas Negeri Gorontalo bagi seluruh Program Studi (Prodi) yang bernaung dibawahnya, Badan Percepatan Peningkatan Akreditasi (BPPA) terus mematangkan persiapan penyusunan borang Prodi, dengan kembali menggelar Workshop Penyusunan Borang Akreditasi Prodi, Jumat (4/3). Di Ruang Sidang Rektorat UNG, dengan menghadirkan pelatih assessor nasional Dr. Indriati Sudirman, SE., M.Si,.

Ketua BPPA UNG Dr. Nawir N Sune, M.Si, mengungkapkan, digelarnya kembali workshop Penyusunan Borang bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih konprehensif, terkait bagaimana kiat-kiat pengisian ketujuh standar borang Prodi.

“Dalam mendukung agenda akreditasi Prodi tahun 2016, BPPA akan terus melakukan pembekalan melalui kegiatan pelatihan secara berkesinambungan kepada seluruh Program Studi,” ungkap Nawir.

Dalam akreditasi tahun ini, BPPA telah merencanakan tahapan program yang harus dilalui Prodi, dalam mempermatang Borang Prodi sebelum dikirimkan ke Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi (BAN-PT). Tahapan tersebut diawali dengan melakukan pelatihan secara intensif kepada jajaran Prodi terkait penyusunan borang, yang kemudian penyusunan borang Prodi akan dilakukan pendampingan oleh assessor internal maupun eksternal perguruan tinggi. Selanjutnya kata Nawir, akan dilakukan simulasi dengan melibatkan assessor eksternal.

“Sesuai targer UNG yang menginginkan seluruh prodi mampu meraih akreditasi A dan minimal B. Sehingga minimal seluruh Prodi yang akan mengirimkan borang harus mencapai nilai 340, sesuai dengan perhitungan assessor internal dan eksternal,” terang Nawir.

Wakil Rektor IV UNG Prof. Dr. Hasanuddin Fatsah, M.Hum, meminta kepada seluruh Prodi untuk dapat mengisi standar akreditasi pada borang sesuai dengan data pada Prodi. Selain itu juga untuk mempermudah penyusunan data pendukung borang, Hasanuddin mengharapkan Prodi dapat melaksanakan kegiatan dengan berorientasi pada akreditasi, serta seluruh data tersebut harus dapat diolah secara tertulis.

“Salah satu kendala dalam akreditasi yakni kurang terdokumentasikannya kegiatan secara tertulis, padahal data-data tersebut akan sangat penting dalam mendukung borang akreditasi. Sehinggga saya berharap kendala tersebut dapat diatasi sejak dini, untuk mempermudah penyusunan data borang akreditasi,” harap Hasanuddin. (wahid)