GORONTALO - Sebanyak 437 mahasiswa terbaik perwakilan dari 57 Perguruan Tinggi terbaik diseluruh Indonesia akan terjun mengabdi melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan tahun 2017 di Universitas Negeri Gorontalo. Pelaksanaan kegiatan KKN tersebut, dibuka langsung oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. Kamis (20/7), di Auditorium UNG.

KKN Kebangsaan tahun 2017 mengangkat tema Merajut tali kebangsaan melalui penerapan program konservasi lingkungan dalam mendukung kedaulatan pangan berbasis pemberdayaan. "Ada 60 Desa di Kabupaten Bone Bolango yang jadi lokasi pengabdian mahasiswa, selama kurang lebih 1 bulan sejak tanggal 22 Juli hingga 21 Agustus 2017," ungkap Rektor UNG Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd,.

Dengan menggunakan nama kebangsaan, KKN ini kata Syamsu memiliki tujuan diantaranya merajut tali kebersamaan serta memperkokoh negara kesatuan republik Indonesia. "Berikan kemampuan terbaik kalian untuk masyarakat Kab. Bone Bolango. Tunjukkan bahwa kalian adalah mahasiswa terbaik, yang dapat membantu mereka dorong perkembangan desa dan masyarakat," harapnya.

Wakil Gubernur Prov. Gorontalo Idris Rahim mengapresiasi UNG yang mengambil langkah strategis sebagai tuan rumah KKN Kebangsaan tahun 2017. Menurutnya KKN Kebangsaan tidak hanya merupakan instrumen penting pendorong kemajuan desa dan masyarakat, namun juga instrumen Pembentuk karakter bangsa dan menyatukan visi keindonesiaan serta kebhinekaan.

"Dengan dipilihnya daerah di Prov. Gorontalo lokasi KKN, akan memberikan dampak tidak hanya membentuk karakter bangsa. Namun juga memberikan dampak perputaran ekonomi dengan hadirnya ratusan mahasiswa di Gorontalo," ujar Idris.

Sementara itu Menristekdikti Mohamad Nasir, mengatakan KKN Kebangsaan di Gorontalo merupakan KKN Kebangsaan ketiga yang telah diselenggarakan oleh Kemenristekdikti. Peserta KKN Kebangsaan diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di masyarakat. Kegiatannya lebih ditekankan pada penanaman kemampuan berpikir kreatif, dan kritis serta kemampuan ‘problem solving’ para peserta. Selain itu, menurut Nasir banyak teknologi dan inovasi karya perguruan tinggi dapat diterapkan oleh mahasiswa peserta KKN Kebangsaan bagi masyarakat.

“Ini akan sangat bermanfaat di masa depan dengan terbangunnya jejaring kemitraan antar mahasiswa se-Indonesia sehingga kelak dapat menjadi pemimpin yang baik, profesional di bidangnya, dan terus merajut rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan memahami serta menghayati Bhinneka Tunggal Ika dalam wadah NKRI yang utuh dan kokoh, “ jelas Nasir. (wahid)