Jadi Ajang Sharing Pengetahuan dan kebudayaan

GORONTALO - Mahasiswa perwakilan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksa) Bali dan Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon telah resmi mengakhiri masa perkuliahannya Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo. Berakhirnya masa pendidikan ke 15 mahasiswa dari ke dua Universitas yang ikut dalam mahasiswa program kredit transfer dengan UNG tersebut, ditandai dengan pelaksanaan malam perpisahan, Jumat (8/12).

Dimalam perpisahan yang penuh nuansa keakraban, mahasiswa yang notabene perwakilan mahasiswa terbaik dari Undiksa dan UNPATTI unjuk kebolehan dengan menampilkan beragam atraksi kebudayaan Gorontalo. Mulai dari penampilan beragam seni tari asal Gorontalo, hingga menyanyikan lagu khas daerah Gorontalo.

Dwi mahasiswa Undiksa mengatakan, selama menimba pengetahuan di FIP banyak sekali pengetahuan baru yang bisa diperoleh. Baik itu berkaitan dengan pengetahuan tentang mata kuliah maupun pengetahuan tentang kebudayaan masyarakat Gorontalo.

"Selain mempelajari budaya masyarakat Gorontalo, kami juga turut memperkenalkan budaya dari daerah kami masing-masing ke masyarakat Gorontalo khususnya di UNG. Pengetahun budaya Gorontalo kemudian akan kita perkenalkan ke daerah asal kami," ungkap Dwi.

Diakuinya para peserta kredit transfer di UNG sangat antusias dalam memperhatikan kebudayaan Gorontalo. Selain sangat menarik, keunikan budaya leluhur Gorontalo sangatlah unik dan berbeda jauh dengan budaya daerah asal masing-masing mahasiswa.

Dekan FIP UNG Prof. Dr. Wenny Hulukati, M.Pd, menuturkan, dirinya bersama seluruh civitas akademika FIP mengapresiasi dan akan terus memberikan support terhadap program mahasiswa kredit transfer. Karena melalui program ini, selain dapat melakukan sharing pendidikan perkuliahan, juga sebagai ajang sharing kebudayaan dari beberapa daerah.

"Apa yang mereka dapatkan di Gorontalo khususnya mengenai budaya-budaya dapat mereka bawa ke daerah masing-masing untuk dapat diperkenalkan. Sehingga ketiga daerah baik itu Gorontalo, Bali dan Maluku dapat menyatu tanpa ada perbedaan," harapnya. (wahid)