GORONTALO - Melimpahnya limbah Tempurung di berbagai daerah di Provinsi Gorontalo, kerap dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk diolah menjadi bahan pembakaran. Namun ternyata, limbah tempurung juga memiliki manfaat lain, yakni sebagai bahan pengawet alami bagi bahan pangan.
Manfaat limbah tempung sebagai bahan pengawet tersebut terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Dosen Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), yakni Hendri Iyabu, S.Pd, M.Si, dan Prof. Dr. Ishak Isa, M.Si,. Dengan mengusung topik penelitian teknologi zero waste dalam produksi asap cair tempurung kelapa sebagai pestisida organik dan pengawet pangan alami yang murah dan aplikatif.
Dijelaskan Hendri, pemanfaatan limbah tempurung sebagai bahan pengawet alami dilakukan dengan mengolah limbah tempurung menjadi asap cair. Dimana asap cair yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengawetkan bahan pangan, dengan cara dioleskan ke seluruh bagian pangan tersebut.
Asap cair menurut Hendri, merupakan hasil dari pembakaran limbah tempurung kelapa melalui sebuah wadah tong, kemudian asap hasil pembakaran diambil dengan dialiri melalui pipa yang melewati air dingin. Nantinya hasil pembakaran dalam bentuk asap tersebut akan mengembun menjadi tetes cairan untuk selanjutnya ditampung, dan kemudian dilakukan destilasi untuk menghasilkan asap cair pengawet pangan.
"Asap cair kita ujicobakan dengan mengawetkan daging ikan. Setelah dioleskan dengan asap cair dan disimpan dalam Tupperware, daging ikan mampu bertahan selama 4 hari lamanya tanpa perlu dimasukkan kedalam lemari pendingin," terang Hendri.
Dengan pemanfaatan asap cair, masyarakat dapat mengawetkan bahan pangan secara alami tanpa mengeluarkan banyak biaya, serta bermanfaat sebagai pencitarasa dari makanan. Selain itu pengolahan limbah tempurung sebagai asap cair akan lebih menguntungkan dari segi finansial dibandingkan dengan diolah sebagai bahan pembakaran.
"Karena besarnya manfaat yang dimiliki, harga asap cair dibeberapa daerah bisa berkali lipat, dibandingkan diolah sebagai bahan bakar tempurung," jelas Hendri.
Lebih lanjut dijelaskan Hendri, asap cair tidak hanya digunakan sebagai bahan pengawet alami, namun juga sebagai insektisida alami dalam membasmi hama, sehingga lebih aman pemakaiannya dibandingkan insektisida berbahan kimia. (wahid)
Apel dalam rangkaian peringatan hari lahir UNG
.
Kegiatan UNG bersholawat dilaksanakan pukul 19.15 WITA.
.
Established
In
as STKIP N. Gorontalo
Student
body
from 27 province
Number of
Lecturers
from 85 majors
University
rank
at BLU Category
Keseluruhan
Hari Ini
Kemarin