Wujud Komitmen UNG Lestarikan Budaya Leluhur Gorontalo 

GORONTALO - Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang memiliki komitmen dalam melestarikan kebudayaan khususnya di Gorontalo. Komitmen tersebut bahkan tertuang dalam visi UNG di 2035, sebagai Leading University dalam pengembangan kebudayaan dan inovasi berbasis potensi Regional dikawasan Asia Tenggara.

Bahkan untuk semakin menggairahkan geliat pelestarian kebudayaan di Gorontalo, UNG bakal menggagas event kebudayaan berupa Kongres Kebudayaan Gorontalo. Dimana dalam kongres tersebut akan menghelat seminar kebudayaan, aksi sosial berkaitan dengan kebudayaan dan juga penganugerahan adat bagi masyarakat yang berperan besar melestarikan adat Gorontalo.

Rektor UNG Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd, mengatakan, selain merupakan bagian dari visi UNG kedepan, diangkatnya topik kebudayaan menjadi salah satu komitmen UNG dalam melestarikan kebudayaan sebagai kekayaan leluhur masyarakat Gorontalo. Terlebih dengan pesatnya perkembangan jaman, kebudayaan sebagai penciri daerah dan bangsa mulai tergerus keberadaannya.

"Melestarikan kebudayaan merupakan kewajiban seluruh masyarakat. Namun UNG sebagai lembaga pendidikan, sudah seharusnya mengambil peran lebih besar dalam mendorong masyarakat," ungkap Rektor saat membuka Rapat Koordinasi persiapan Kongres Kebudayaan, Kamis (27/10), di ruang rapat Rektor.

UNG juga kata Rektor, melalui Kongres Kebudayaan akan memberikan penghargaan serta gelar adat tersendiri bagi masyarakat maupun kalangan akademisi, yang memiliki peran besar dalam melestarikan beragam kebudayaan milik masyarakat Gorontalo.

"Saat ini banyak masyarakat yang berjasa dalam pelestarian budaya Gorontalo. Namun belum banyak dari mereka, yang diberi penghargaan khususnya gelar adat karena jasanya dalam pelestarian budaya kita," ujar Rektor.

Pada kongres juga nantinya akan mengukuhkan forum Pemuda Budaya Gorontalo yang terdiri dari organisasi kepemudaan, siswa sekolah maupun mahasiswa, yang akan mengawal pelestarian kebudayaan Gorontalo.

"Permasalahan budaya identik dengan topik bahasan orang tua, dan anak muda jarang sekali dilibatkan. Sehingga sudah saatnya anak muda Gorontalo kita libatkan untuk ambil bagian dalam melestarikan budaya. Karena mereka juga memiliki tanggung jawab akan hal itu," tandas Rektor. (wahid)